:::: MENU ::::

Saturday, March 22, 2025



Di suatu sore, saat saya berjalan dengan istri, ada seorang kakek yang sudah sangat sepuh berjalan dengan tergopoh-gopoh membawa barang dagangan yang tidak seberapa. Melihat itu, istri saya merasa iba dan membeli barang dagangannya. Setelah itu, diperjalanan pulang istri saya menanyakan sesuatu tentang takdir yang berkaitan dengan kenapa kakek tersebut sampai sepuh kondisinya tidak berubah, padahal mungkin saja dia sering berdoa untuk kehidupannya yang lebih baik. Waktu itu saya hanya menjawab singkat bahwa baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah begitupun sebaliknya.

Dalam perspektif takdir dalam Islam, kehidupan seseorang bisa dilihat dari beberapa sudut pandang yang mencerminkan keimanan, kebijaksanaan Allah, dan ujian hidup. Dalam Islam, takdir (qadar) mencakup keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah ditetapkan oleh Allah SWT, baik yang tampak baik maupun buruk di mata manusia. Namun, ada beberapa poin penting yang bisa direnungkan:

1. Ujian dan kesabaran
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 155: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Kehidupan seseorang yang tetap sederhana dan penuh perjuangan hingga usia tua bisa jadi adalah ujian baginya. Dalam Islam, ujian tidak selalu berarti hukuman, tetapi sering kali merupakan cara Allah mengangkat derajat seseorang atau menguji kesabaran dan keimanannya. Jika dia tetap berdoa dan berusaha, itu menunjukkan keteguhan hati yang sangat dihargai dalam ajaran Islam.

2. Hikmah dibalik takdir
Manusia tidak selalu bisa memahami hikmah di balik ketetapan Allah. Mungkin apa yang tampak sebagai “nasib buruk” bagi kita sebenarnya adalah kebaikan yang tersembunyi. Misalnya, Allah melindungi kita dari cobaan yang lebih berat, atau memberi kita ketenangan batin yang tidak terlihat oleh orang lain. Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik. Jika mendapat kebaikan, ia bersyukur, dan jika mendapat musibah, ia bersabar. Dan itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim).

3. Doa dan usaha
Dalam Islam, doa adalah senjata seorang mukmin, tetapi hasilnya tetap bergantung pada kehendak Allah. Kita mungkin terus berdoa untuk kehidupan yang lebih baik, dan itu adalah tanda keimanan yang kuat. Namun, jika nasib kita tidak berubah secara materi, bukan berarti doa kita sia-sia. Bisa jadi Allah menggantinya dengan pahala di akhirat, keberkahan dalam kesederhanaan, atau ampunan dosa. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa doa bisa mengubah takdir dalam arti tertentu, tetapi hanya sesuai dengan apa yang Allah tetapkan sebagai yang terbaik.

4. Perspektif akhirat
Islam menekankan bahwa dunia bukanlah tujuan akhir. Orang yang hidup sederhana dan tetap berusaha hingga tua renta mungkin sedang “mengumpulkan harta” di akhirat yang jauh lebih berharga daripada dunia. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 21: “Lihatlah bagaimana Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Dan kehidupan akhirat lebih besar derajatnya dan lebih besar keutamaannya.” Kesulitan hidup bisa menjadi penebus dosa dan jalan menuju surga.

Jadi, dari perspektif takdir dalam Islam, nasib seseorang sebagaimana gambaran di atas bukanlah kegagalan atau ketidakadilan, melainkan bagian dari skenario besar yang dirancang Allah dengan penuh hikmah. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup—apakah dengan sabar, syukur, dan tawakal. Jika iya, maka dalam pandangan Islam, dia adalah orang yang mulia di sisi Allah, meskipun dunia tidak memberinya banyak kemewahan.
Categories:

0 comments:

Post a Comment

Bila ada yang ingin didiskusikan, silahkan tulis komentar!