Dalam urutan yang "normal", siklus hidup manusia itu bisa diuraikan kira-kira begini : (1) Bayi (2) Anak-anak (3) Remaja (4) Dewasa (5) Tua (6) Meninggal Dunia. Saya sebut normal maksudnya dengan asumsi bahwa Allah menetapkan usiamu hingga usia senja, karena kematian adalah sebuah rahasia Allah yang bisa kapan saja datang kepada kita, jika Allah sudah menetapkan ajal, maka tidak dapat diundur atau dimajukan. Dalam al-Quran surah Ghafir ayat 67 Allah Swt berfirman yang artinya :
"Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti."
Tapi takdir manapun yang Allah tetapkan untuk kita, apakah kita hidup sampai tua atau dimatikan sebelum itu, pada dasarnya tetap sama bahwa kita berasal dari kesendirian menuju kesendirian. Apa maksudnya kesendirian?
Awal kehidupan manusia adalah ketika berada di alam rahim, dimana kehidupan itu dimulai ketika usia 4 bulan dalam kandungan ketika Allah meniupkan ruh.
"Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi segumpal darah selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: rizkinya, ajalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiaannya.” [Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu]."
Dari dhohir hadits di atas dapat dilihat bahwa Allah mengutus malaikat meniupkan ruh ketika janin telah berusia lebih dari 120 hari.
Selama dalam kandungan, kita berada seorang diri, lalu terlahir ke dunia maka mulailah dari sana dikelilingi oleh manusia lainnya (keluarga). Menginjak usia anak-anak, mulailah kita bersosialisasi dengan sesama. Seiring berjalannya waktu kita beranjak remaja dan dewasa, pada kisaran usia ini biasanya kita mempunyai lebih banyak teman, menghabiskan waktu dengan rekan dan kolega.
Setelah menikah, biasanya kita mulai membatasi diri, bila biasanya sering menghabiskan waktu dengan teman atau kolega, pada fase ini manusia mulai membatasi, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan keluarga.
Waktu terus berlalu dan usia sudah semakin senja. Sebagian rekan dan keluarga sudah dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Pada fase ini, kita kembali mendekati fase awal kehidupan dimana lingkungan pergaulan kita menjadi lebih terbatas, entah karena keterbatasan fisik (yang sudah tidak kuat lagi bepergian kemana-mana), atau karena sebagian besar rekan, teman, atau keluarga kita sudah menghadap yang Maha Kuasa.
Pada akhirnya, tibalah kita dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Tempat tinggal sementara kita adalah alam barzah, dan disanalah kita kembali kepada kesendirian. Tidak ada keluarga, teman, atau kolega yang menemani kita, hanya amal perbuatan kita yang akan menjadi teman di masa tunggu datangnya hari kebangkitan.
Begitulah kehidupan kita berjalan, dari fase kesendirian menuju pada kesendirian. Pertanyaannya adalah dalam melewati setiap fase kehidupan itu, seperti apa kita memanfaatkan waktu yang diberikan oleh Allah Swt? Jangan sampai kita termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surah al-'Ashr.
Rasulullah Saw bersabda :
"Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang kematianmu." [HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir].
Lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda) sebelum datang masa tua renta. Beramalah diwaktu sehat sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti diwaktu sakit. Manfaatkanlah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu (di akhirat nanti). Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat. lakukanlah sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan sesudah kematianmu.
Dari kesendirian menuju kesendirian, hanya amal kitalah yang akan menjadi teman dan penentu bagaimana kita di kehidupan setelah kematian. Wallahu a'lam.
0 comments:
Post a Comment
Bila ada yang ingin didiskusikan, silahkan tulis komentar!