Wabah flu burung yang melanda negeri tirai bambu China, mau tidak mau berpengaruh terhadap para pecinta burung, adanya wabah virus flu burung tersebut membuat pasokan impor untuk burung-burung dari China tentu distop. Ini pula yang dialami oleh kawan-kawan pecinta burung Poksay impor. Namun, sebagai alternatifnya sebagaimana yang saya kutip dari tulisannya Om kicau, setidaknya ada tiga jenis poksay lokal yang dapat dijadikan sebagai pengganti poksay impor tersebut, yaitu:
- Poksay mantel (juga dikenal dengan poksay medan)
- Poksay genting atau poksay mandarin
- Poksay Sumatera
Kelebihan yang dimiliki poksay impor, khususnya poksay hongkong adalah suara yang lebih bagus, sedangkan poksay lokal memiliki suara yang kencang/keras dan berulang-ulang, oleh karena itu sebagian kicau mania kurang menyukainya.
Berikut ini beberapa poksay lokal yang habitatnya ada di Indonesia:
- Poksay Sumatera (Garrulax bicolor)
- Poksay Kuda (Garrulax rufifrons)
- Poksay hitam (Garrulax lugubris )
- Poksay mantel ( Garrulax palliatus )
- Poksay genting ( Garrulax mitratur )
Baik mari kita bahas satu persatu.
POKSAY MANTEL (POKSAY MEDAN)
Poksay mantel ( Garrulax palliatus ), atau sering disebut
poksay medan, sebenarnya bukan hanya dijumpai di Indonesia, tetapi juga
di Semenanjung Malaysia, serta wilayah utara Kalimantan baik yang berada
di Brunei Darussalam maupun Malaysia.
Poksay mantel mempunyai suara yang sangat keras, hampir mirip dengan poksay jambul. Kalo anda mempunyai burung Murai Batu atau yang sejenisnya dari keluarga Punglor, jauhkan poksay ini karena akan berpengaruh pada burung-burung tersebut akibat suaranya yang keras.
Poksay mantel termasuk burung monomorfik. Artinya, penampilan fisik
burung jantan mirip dengan burung betina, sehingga tidak mudah untuk
melakukan sexing. Yang membedakan hanyalah dari suaranya. Nurung betina hanya memiliki suara panggilan (call) yang monoton, sedangkan burung jantan bisa berkicau lantang, dengan beberapa variasi yang dimilikinya.
Cara Merawat Poksay Mantel
Poksay mantel termasuk burung yang aktif dan atraktif. Jika berkicau, ia
akan memainkan sayapnya (bergetar). Karena itulah, sangkar yang
digunakan pun sebaiknya berukuran besar. Tenggeran yang digunakan
biasanya hanya satu, agar burung lebih anteng di tangkringan, tidak
loncat-loncat atau naik-turun, sehingga burung lebih cepat bunyi dan
gacor.
Pakan
yang diberikan bisa buah-buahan dan serangga seperti jangkrik dan ulat
bambu. Untuk perawatan harian, jangkrik bisa diberikan 3 ekor pada pagi
hari dan 3 ekor pada sore hari. Sedangkan ulat bambu bisa diberikan 1-2
ekor setiap hari.
Demikianlah sedikit informasi tentang burung Poksay, selanjutnya akan saya bahas ada postingan yang akan datang.